Popular Post

Popular Posts

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.
Posted by : Agiel'chester Jumat, 11 Januari 2013


Dimana – mana, di barat, timur, utara dan selatan, bumi ini  haru biru dengan huru hara yang terjadi sepanjang waktu. Bumi berat menanggung ulah penghuninya, sesak menampung kehidupan dipermukaan dan beban gelombang kematian yang membuat bumi pasrah digali untuk mengubur jasad dan berjuta kekecewaan yang ikut terpendam. Yang lebih menyedihkan adalah semua orang mengabaikan bumi sebagai makhluk yang paling senior tapi menjadi obyek penderita dari pendatang kemudian yang bernama manusia. Oleh karena itu bumi jadi simbol bagi hati yang mulia. Kita menyebutnya hati yang membumi.
 Kenapa bumi pasrah dan mengalah? Kenapa bumi tidak marah kecuali Tuhan yang suruh? Karena bumi patuh. Termasuk patuh dengan ketetapan Tuhan bahwa manusialah yang dipilih Tuhan sebagai Khalifah alam semesta ini. Bumi patuh karena bukan dia yang dipilih, bukan dia yang berhak marah seenaknya terhadap semua kelakuan manusia hidup diatasnya. Bumi yang kita tumpangi inipun memahami bahwa dia hanyalah bagian terkecil dari penciptaan alam semesta ini. Apakah bumi bersedih dan merajuk pada Penciptanya? Sekali kali tidak, malahan bumi bersyukur dengan penuh suka cita mejadi makhluk terpilih sebagai gelanggang prestasi manusia. Bumi berbangga menjadi panggung kehidupan bagi makhluk lain, terutama manusia yang mempunyai peranan utama dalam cerita penciptaan alam semesta. Manusia dan kehidupannya dari awal sampai akhir inilah yang menjadi inti cerita dari segala cerita.

Kenapa Tuhan turunkan kita bergelanggang di Bumi, tentu menjadi kewajiban seluruh manusia dewasa untuk memahaminya. Apa yang kita pahami? Apa yang Tuhan mau kita pahami sesuai dengan keinginanNya tersebut? Mampukah saya mejawabnya? Bagaimana dengan anda? Mungkin yang Tuhan ingin kita belajar dari bumi adalah:

1. Belajar untuk rendah seperti bumi. Tuhan turunkan manusia ke bumi supaya manusia mempunyai kerendahan hati. Manusia dan bumi sama – sama makhluk ciptaan. Punya status yang sama sebagai ciptaan. Ciri ciptaan yang utama adalah pasrah akan ketentuan Sang Pencipta. Demikianlah kenapa manusia disebut sebagai hamba Tuhan. Itulah blue print sebenarnya. Tidak ada penilaian apapun bagi sebuah karya yang melenceng dari cetak birunya. Seorang arsitek disuruh membuat gedung perkantoran, malah yang dibuat gedung rumah sakit. Apa kata investor? Sia – sialah seluruh hasil usahanya. Jadi kalau manusia bertingkah tidak sesuai dengan cetak birunya, alamat gagal. Prestasi yang dibuat adalah semu, kepalsuan dan kesia – siaan. Itulah arti kata fitrah sebenarnya, silahkan lihat di kamus bahasa arab. Fitrah sama artinya dengan blueprint. Jadi tidak tepat kalau sesuatu yang diluar fitrah kita sebut manusiawi. Minimal kita tahu, sombong jelas bukan manusiawi.

2. Belajar untuk korporatif seperti bumi. Tidak ada lagi satu makhluk pun yang sekorporatif bumi. Semua keinginan manusia dilayani. Mau menggali, menanam, membangun, membuat apa sajalah, pasti bumi layani. Bumi berikan yang terbaik bagi setiap keperluan dan usaha yang berkaitan dengan fasilitas dan potensi yang ada padanya. Itulah kenapa Tuhan sebut kita sebagai makhluk paling mulia, karena walaupun sesama hamba, hanya kita yang diberi amanah pengelolaan. Kitalah yang ditunjuk sebagai Khalifah. Tujuan dari pengelolaan adalah keseimbangan. Mengambil karena manfaat untuk dijadikan manfaat yang lebih. Esensi dari pengelolaan adalah sinergi. Hubungan yang mutual, take and give. Sudah sewajarnya semua kreasi yang manusia buat didasarkan dengan pemahaman sinergitas yang tinggi. Jangan dibatasi dengan sinergi antar manusia saja, tapi juga beradab dengan pemberi fasilitas dan sumber daya yang utama, siapa lagi kalau bukan bumi. Dengan sifat korporatif bumi, seharusnya kita belajar bagaimana menjadi makhluk sosial tahu diri (positioning), berkeadilan (justice) dan mengutamakan asas manfaat, inti dari asa manfaat yang dimaksud adalah kesejahteraan bagi semua (welfare).

3. Bumi pasrah diapakan saja, asal jangan disembah. Tentu saja bumi tidak mau disembah, walaupun dia provider dari segala fasilitas dan sumber daya. Bumi akan bersedih dengan kekonyolan kita jika kita salah menilai fungsi dan manfaat bumi. Bumi punya batu, punya pohon, punya gunung, punya laut termasuk pantai pulau jawa bagian selatan, bumi juga tahu matahari,bulan dan bintang sama kedudukannya sebagai makhluk. Bumi juga tahu manusia, jin dan hewan juga mahkluk ciptaan. Jadi bumi pasti bersedih jika kita salah sembah. Bumi juga tahu, nabi – nabi dan orang – orang mulia yang punya hati membumi bukan untuk disembah, tapi untuk diikuti dan diteladani. Apalagi jin yang punya strata lebih rendah dari manusia. Mungkin saat ini bumi juga sedang terheran heran kenapa banyak manusia menyembah kertas dengan cetakan yang mempunyai nilai tukar. Ya bumi heran kenapa kita terperangkap dengan pikiran picik. Menjadikan alat (uang) sebagai matlamat, Alhasil kekeliruan sistemik itu menjadikan kita makhluk terbodoh dan tidak tahu diuntung. Di kasih status khalifah tapi menyembah alat yang ada ditangannya, kata Jessie J dalam lagunya: it’s all about money money money.

4. Mengetahui rahasia dari kepentingan bumi sebenarnya. Pelajaran terpenting dan paling menarik adalah mengetahui sebuah rahasia. Rahasia bumi kenapa pasrah, rendah hati, melayani manusia, tidak mau disanjung apalagi disembah adalah karena bumi punya satu kepentingan. Bumi dikabarkan akan hancur pada waktunya. Bumi diciptakan untuk dirusak manusia. Bumi ditakdirkan untuk menjadi saksi seluruh kejahatan manusia sepanjang zaman. Bumi rela menjadi tempat tumpahnya darah manusia, tempat penampungan kotoran dan gudang jasad manusia yang sudah mati. Apa sih kepentingan seorang ibu yang mau menanggung sakit melahirkan dan bersusah payah membesarkan seorang anak? Apa juga kepentingan seorang bapak yang berjibaku siang malam mencari nafkah untuk anaknya? Lantas kepentingan apa bagi seorang kekasih yang rela mengorbankan dirinya untuk kekasihnya? Jawabannya jelas, karena ingin mengantarkan orang yang kita anggap istimewa menuju ke puncak kesuksesannya. Begitulah bumi. Cuma satu kepentingannya. Mengantarkan mahkluk paling istimewa untuk mencapai kesuksesan sejatinya. Memfasilitasi kita supaya, makhluk ciptaan untuk bersanding dengan Sang pencipta. Wow kepentingan apalagi yang paling mulia dari ini?

Demikianlah kemungkinan – kemungkinan jawaban dari bumi kalau ditanya. Seandainya saja kita mau bertanya, tentu jawaban yang akan diberikan jauh lebih banyak dan bermakna. Pertanyaan dari pengelola kepada rekan sinerginya tentu akan menghasilkan paparan jawaban yang lebih luas, makin luas, makin dalam, makin bumi banget deh pokoknya. Pertanyaan saya sebagi konsultan, pertanyaan anda sebagai ahli fisika, insinyur pertanian, doktor ahli mikroba, blogger, tukang kredit, presiden, menteri, gubernur, wakil rakyat, karyawan, buruh pabrik, seniman, dokter anak, tukang becak, tukang bakso, pelajar, pensiunan dan lain sebagainya tentu akan berbeda beda spesifikasinya. Tetapi saya yakin dari semua pertanyaan dan jawaban yang dihasilkan, pasti akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Saya tidak berani simpulkan. Mari kita sama – sama bertanya kepada bumi. Dan biarkan Tuhan Sang Pencipta tersenyum lebar sambil dengan bangganya bercerita kepada alam semesta dengan caraNYa dan menjadikan riset sok – sok an kita ini sebagai berita gembira bagi seluruh penghuni syurga.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Ginks 70 blog - - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -